Tuesday, April 2, 2019

Gandarusa, Berpotensi sebagai Anti-HIV

Gandarusa, daun rusa, atau kisi-kisi, dengan nama ilmiah Justicia gendarussa, Burm.f., mengutip Wikipedia, hanyalah semak tropis yang biasa dijumpai di pekarangan rumah. Kadang tumbuh sendiri, kadang digunakan sebagai pagar hidup. Tumbuhan ini mudah tumbuh dan dapat diperbanyak dengan stek.

Tumbuhan perdu ini daunnya memanjang, sedikit tebal, berwarna hijau tua. Bunganya berwarna putih kecil berbentuk rangkaian malai, dan bulir kuncup muncul dari ketiak daun.

Gandarusa, menurut Wikipedia, memiliki efek analgetik, diuretik, dan antispermatozoa. Daunnya mengandung alkaloid yang berpotensi racun bagi manusia.

Tumbuhan ini dilaporkan digunakan sebagai alat kontrasepsi pria oleh sebagian penduduk lokal di Papua. Hasil penelitian di Universitas Airlangga menunjukkan efek menekan kadar testosteron pada mencit melalui kadar polifenol tertentu yang menurunkan aktivitas enzim hialuronidase pada spermatozoa, sehingga sel sperma tidak mampu menembus dinding sel telur.

Selain bermanfaat sebagai alat kontrasepsi, tumbuhan ini kaya manfaat, terbukti dengan banyaknya penelitian yang telah dilakukan.

Tim peneliti dari Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia, meneliti aktivitas antiviral dari daun gandarusa terhadap infeksi HIV. Papa peneliti mengevaluasi pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas antivirus ekstrak daun gandarusa pada sel MT-4 yang terinfeksi HIV secara in vitro.

Uji docking molekuler juga dilakukan untuk menentukan interaksi alkaloid dan flavonoid pada daun gandarusa terhadap reseptor reverse transcriptase HIV-1. Tujuh puluh persen ekstrak etanol daun gandarusa memiliki potensi anti-HIV.

Agustinus Widodo dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, juga meneliti aktivitas antiviral ekstrak etanol dan fraksi daun gandarusa pada sel MT 4 yang terinfeksi Human Immunodeficiency virus (HIV) in vitro.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari beberapa penelitian sebelumnya, yang menguji aktivitas anti-HIV dengan menggunakan 3 jenis ekstrak, yaitu ekstrak etanol 70 persen (tanpa pembebasan alkaloid), ekstrak etanol 70 persen terfraksinasi (dengan pembebasan alkaloid), dan ekstrak air daun gandarusa pada kultur sel MT-4 yang terinfeksi HIV in vitro. Kesemuanya dibandingkan dengan kontrol positif (Zidovudin+Lamivudin).

Hasil yang diperoleh adalah adanya penghambatan efek sitolisis, hal ini menandakan adanya penghambatan dari pertumbuhan HIV. Berdasarkan uji aktivitas virusidal, diperoleh hasil ekstrak etanol 70 persen dan ekstrak etanol 70 persen terfraksinasi daun gandarusa mampu menghambat lebih dari 90 persen pembentukan syncytia sel MT-4 yang terinfeksi HIV.

Hasil uji aktivitas virusidal, menunjukkan beberapa konsentrasi dari ekstrak daun gandarusa dapat menghambat pembentukan syncytia lebih dari 90 persen, sehingga mampu menghambat masuknya virus.

Pemerian Botani Gandarusa

Gandarusa, dengan nama Latin Justicia gendarussa, Burm. f., termasuk familia Acanthaceae, dikutip dari balitra.litbang.pertanian.go.id, merupakan tumbuhan semak yang tumbuh liar di hutan, di tanggul-tanggul sungai, atau ditanam sebagai pagar hidup, atau juga dipelihara sebagai tanaman obat yang bersifat herbal. Gandarusa tumbuh baik pada ketinggian 1 – 500 m di atas permukaan laut.

Gandarusa tumbuh tegak, dengan tinggi dapat mencapai 2 m. Percabangannya banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi cokelat mengkilat.

Daun terletak berhadapan, berupa daun tunggal yang bentuknya lanset dengan tepi rata, ujung daun meruncing, warna daun hijau gelap. Bunganya kecil berwama putih atau dadu, yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang hitam (lebih populer), ada juga yang berbatang hijau.

Gandarusa, dikutip dari ums.ac.id, memiliki nama sinonim Gendarussa vulgaris, Nees., Justicia gendarussa, Linn.. Tumbuhan ini, mengutip dari Dalimartha (2001), juga dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti besi-besi (Aceh), gandarusa (Melayu), handarusa (Sunda), gandarusa tetean, trus (Jawa), ghandarusa (Madura), gandarisa (Bima), puli (Ternate).

Dikutip dari balittra.litbang.pertanian.go.id, gandarusa adalah tanaman herbal yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti luka terpukul (memar), tulang patah, rematik, bisul, borok, koreng, dan sakit kepala. Kulit pohon dipakai untuk merangsang muntah, daun dapat digunakan untuk membunuh serangga.

Pada umumnya daun gandarusa dapat digunakan sebagai bahan kosmetik dalam perawatan wajah. Dari hasil penelitian menunjukkan ekstrak tumbuhan gandarusa dapat digunakan sebagai biopestisida dalam mengendalikan hama ulat grayak dengan mortalitas larva antara 75-80 persen.

Manfaat Herbal Gandarusa

Daun gandarussa, dikutip dari biodiversitywarriors.org, mengandung kalium, flavonoid, justisin, steroid/triterpenoid, tannin 0,4 persen. Selain itu, juga mengandung minyak atsiri, kalium, kalsium oksalat, tannin, dan alkaloid yang agak beracun.

Fitri Yuliani dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, meneliti efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa. Ia meneliti efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada tikus putih jantan galur Wistar. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun gandarusa berkhasiat sebagai diuretik.

Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung meneliti efek larvasida infusa daun gandarusa. Nyamuk, terutama Culex sp., merupakan vektor penularan berbagai penyakit di negara tropis. Banyak cara telah dilakukan untuk mengatasinya, salah satunya dengan penggunaan larvasida sintetis. Namun, pemakaian obat-obat kimia banyak menyebabkan kerugian. Hasil penelitian menunjukkan infusa daun gandarusa memiliki efek larvasida terhadap nyamuk Culex sp. dengan LC50 sebesar 3,248 persen.

Prof Dr Bambang Prajogo EW MS Apt, dosen Farmakognosi Unair Surabaya, telah menemukan produk pil keluarga berencana (KB) untuk pria dari ekstrak tumbuhan gandarusa (Justicia gendarussa). Temuan dari tim peneliti Unair tersebut dihilirisasi PT Harsen Laboratories.

Menurut Bambang, seperti dikutip dari unair.ac.id, di dalam sperma pria terdapat tiga macam enzim yang berfungsi untuk menembus sel telur. Khasiat dari ekstrak gandarusa adalah menghambat enzim tersebut sehingga sperma tidak dapat menembus sel telur.

Chandra Dewantara dari Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung, meneliti “Efek Analgetik Ekstrak Etanol Gandarusa (Justicia gendarussa) pada Mencit Swiss Webster Jantan yang Diinduksi Rangsang Termis”. Ia melakukan uji analgetik menggunakan metode induksi rangsang termis, untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri.

Dari penelitian itu ia menyimpulkan ekstrak etanol daun gandarusa memiliki efek analgetik terhadap mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi rangsang termis.

Tim peneliti Departemen Kimia Farmasi, Swamy Vivekananda College of Pharmacy, Elayampalayam, Tiruchengode, Tamil Nadu, India, meneliti evaluasi aktivitas anti-depresi ekstrak etanolik gandarusa dengan memanfaatkan tikus Wistar.

Mereka menyebutkan gandarusa memiliki beberapa efek terapeutik, yang menyembuhkan depresi, kesedihan, ketegangan saraf. Hasil penelitian mereka mengusulkan 250 mg/kg ekstrak etanol menunjukkan aktivitas anti-depresan yang lebih tinggi daripada standar.

Khasiat gandarusa sebagai pereda nyeri juga pernah diteliti oleh Hotma Elisa Siregar dari Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Sumatera Utara, pada tahun 1984. Ia ingin mengetahui efek analgetiknya. Hasilnya, pemberian infus daun kering gandarusa per oral pada mencit, dengan bahan pembanding parasetamol dan morfin, menunjukkan hasil positif atau adanya pengaruh.

Penelitian Ni’mah Hidayatul Laili dari Program Studi Magister Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang, meneliti efek pemberian ekstrak daun gandarusa terhadap kadar hormone estradiol endogen dan perubahan gambaran histologi folikel antral ovarium pada mencit betina.

Di dalam penelitiannya ia menyebutkan daun gandarusa mengandung isoflavon yang terdapat di dalam flavonoid yang bertindak sebagai fitoestrogen. Ia ingin mengetahui efek pemberian ekstrak daun gandarusa terhadap peningkatan kadar hormon estradiol endogen dan perubahan gambaran histologi folikel antral ovarium pada mencit betina.

Hasil penelitiannya menunjukkan, pemberian ekstrak daun gandarusa meningkatkan kadar hormone estradiol endogen dan perubahan gambaran histologi folikel antral ovarium pada mencit betina menjadi melebar dan jumlahnya menjadi banyak.


baca selanjutnya...

Monday, April 1, 2019

Landik: Tanaman Liar Yang Memiliki Manfaat Sebagai Obat Luka

Landik, orang jawa ada pula yang menyebutnya dengan nama “sujen trus,” sedangkan orang-orang Cina dmenjulukinya juga dengan istilah “Hua ye jia du juan,” adalah satu tanaman perdu yang bisa tumbuh liar dan adakalanya beberapa orang merawatnya sebagai tanaman hias di pekarangan rumah. Landik yang masuk dalam suku Acanthaceae dan bernama simplisia Barleriae lupulinae Folium, ditengarai berasal dari Madagaskar dengan bukti penemuan yang ukurannnya sampai ketinggian 100 m dpl.

Apa itu Landik?

Bentuk Landik?
Landik merupakan tanaman perdu yang bercabang banyak, dengan pada umumnya memiliki ketinggian1 hingga2 meter. Pada batangnya yang berkayu terdapat pula duri, dan warnanya adalah cokelat tua. Tentang daun, ia memiliki daun tunggal, dengan posisi berhadapan, dan memiliki tangkai pendek.

Bunga Kuning dan Rasa Pahit Pedas

Pada ujung batang tanaman landik akan muncul bunga warna kuning emas, dengan bentuk yang berkumpul dalam satu rangkaian dan buliran. Selain bunga, ada pula buah dengan biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Rasa dari landik ini adalah bercampur antara pahit dan pedas.

Komposisi Zat
Zat yang terkandung dalam landik ada beberapa macam, antara daun dan batang ada zat-zat yang tak sama. Jika daun memiliki kadar polifenol, maka batang dan akar landak mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.

Khasiat dan Cara Memanfaatkannya
Meski tergolong tanaman liar, landik memiliki manfaat lebih guna mengobati beberapa penyakit dan luka yang kitra derita. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita redakan dan obati dengan cara memenfaatkan daun landik;

Manfaat dan Khasiat
* Pengobatan rabies, dan rasa sakit lain akibat dari gigitan anjing dan ular berbisa
* Mengatasi bengkak akibat pukulan dan tertimpa benda lain ataupun karena terjatuh
* Meredakan rasa sakit karena encok dan rematik
* Selain mengobati luka berdarah, berkhasiat pula untuk mengobati bisul dan juga koreng

Cara Pengobatan
Untuk pengobatan luar dan dalam ada sedikit perbedaan. Untuk pengobatan luar kita bisa memulainya dengan cara mengambil dan memilih daun landik segar lalu dicuci dan dibersihkan, kemudian digiling/ditumbuk hingga halus. ramuan halus tersebut bisa ditambah dengan air kapur sirih secukupnya. Jika telah siap, silakan balur dan tempelkan pada bagian sakit ataupun sisi luka yang diderita.

Sedangkan untuk obat dalam, kita cukup mengambilnya beberapa lembar (sesuai kebutuhan), pilih yang bagus dan kemudian cuci hingga bersih. Daun landik yang telah disiapkan tersebut selanjutnya direbus hingga mendidih beberapa saat. Air rebusan itulah yang harus kita ambil untuk dikonsumsi layaknya minum air putih.

Hal yang butuh diperhatikan adalah bahwa tumbuhan obat bernama landik ini sama sekali tak disarankan dikonsumsi oleh kaum perempuan yang sedang dalam masa kehamilan.

Sumber Rujukan:
[1] Landik Obat Luka, Koran cetak Minggu Pagi 7 Juni 2015. Diakses pada 7 Juni 2015
[2] Gambar ilustrasi, sehatalami.besaba.com Diakses pada 7 Juni 2015
[3] http://ensiklo.com/2015/06/07/landik-tanaman-yang-memiliki-manfaat-untuk-obat-luka/


baca selanjutnya...

Thursday, March 28, 2019

Daun Bangun-bangun, Si Pelancar ASI Alami dari Sumatera Utara

Untuk ibu yang baru melahirkan seperti Kahiyang Ayu, putri Presiden Jokowi danjurkan makan daun bangun-bangun. Daun dari Sumut ini bisa memperlancar ASI.

Menjadi seorang ibu baru tentu menjadi tantangan tersendiri. Selain perlu melatih cara mengurus si kecil, beberapa hambatan juga bisa dialami, salah satunya adalah pemberian ASI. Banyak ibu yang kesulitan memberikan ASI untuk si kecil karena produksi ASI-nya hanya sedikit.

Namun, selain melakukan konsultasi ke ahli laktasi, Anda juga dapat mencoba beberapa alternatif lain. Seperti mencoba konsumsi sayur daun katuk hingga daun bangun-bangun atau torbangun.

Daun bangun-bangun atau torbangun yang merupakan tanaman perdu dari keluarga Lamiaceae ini memiliki ciri-ciri berbatang tebal, lunak dan sedikit berkayu. Berasal dari Sumatera Utara, daun bangun-bangun disebut memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Salah satu manfaat dari tanaman ini adalah menjaga stamina tubuh, meringankan gejala masuk angin, obat batuk, sariawan hingga laktagoga atau pelancar ASI.

Dengan tekstur daun yang agak bergerigi, daun ini mengandung kalium dan minyak atsiri. Di dalam minyak atsiri tersebut terdapat kandungan karvakrol, idoprofil-o-kresol dan fenol. Selain itu, daun bangun-bangun juga mengandung flavonoid seperti quercentin, apigenin, luteolin serta salvigenin.

Menjadi andalan para ibu untuk ASI booster, banyak ibu muda yang tertarik mencoba daun ini sebagai pelancar ASI. Di daerah asalnya Sumatera Utara, daun bangun-bangun banyak diolah menjadi campuran makanan. Salah satunya adalah sebagai bumbu untuk memasak gulai ikan atau pun sup hingga masakan yang dicampur dengan santan.

Bahkan dikutip dalam Hai Bunda, Khasiat daun bangun-bangun sebagai pelancar ASI sudah diteliti dan dibuktikan pada tahun 2000 oleh Prof. drh. Rizal Martual Damanik MRep Sc PhD, salah satu guru besar di Institut Pertanian Bogor.

Sumber : https://food.detik.com/info-sehat/d-4144930/daun-bangun-bangun-si-pelancar-asi-alami-dari-sumatera-utara


baca selanjutnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat Gema Herbal Medika

Site Meter

Pengunjung

free counters

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP