Hancurkan Batu Ginjal Dengan Daun Tempuyung
Penyembuhan penyakit batu ginjal memang bisa dilakukan dengan banyak cara. Dari yang tradisional hingga yang berteknologi canggih, semua sudah bisa dipilih di negeri ini. Masing-masing cara tentu ada kelebihan dan kekurangan.
Bila dipilah-pilah, penyembuhan itu bisa dibedakan atas penyembuhan dengan obat, operasi, dan penembakan sinar laser atau gelombang kejut. Penentuan cara yang hendak dipilih sangat tergantung dari kondisi pasien. Makin berat kasus penyakit batu ginjal yang dialami pasien, makin radikal pula penyembuhannya.
Bila batu ginjal itu masih kecil sehingga bisa diusahakan untuk dikeluarkan bersama air seni, maka digunakan obat diuretik pelancar pengeluaran urine. Namun, kalau batunya sudah membesar, obat penghancur batu pun mulai diperlukan. Kalau batu ginjal itu terdiri atas garam karbonat, obat penghancurnya dipilih yang di dalam ginjal bisa menjadi asam sehingga senyawa karbonatnya hancur atau larut. Terkadang pula, dalam kasus yang disertai adanya luka, penyembuhan pasien penderita batu ginjal memerlukan obat yang di dalam urine bersifat antibakteri. Luka tersebut terjadi karena batu telah merusak ginjal yang ditandai dengan adanya darah dalam kencing.
Bila diameter batu ginjal lebih besar lagi, penyembuhan bisa dengan melakukan pemecahan batu menggunakan sinar laser atau gelombang kejut ultrasonik. Kalau upaya-upaya tadi belum membuahkan hasil, tindakan operasi pengangkatan batu biasanya dilakukan sebagai langkah akhir yang radikal. Ini pun tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah karena setelah operasi dilakukan, batu ginjal masih mungkin muncul lagi.
Di samping cara-cara medis tadi, pengusiran batu ginjal juga bisa dilakukan dengan cara alternatif, yakni menggunakan obat tradisional yang terutama terdiri atas tanaman "penghancur" batu ginjal. Memang, belum semua obat tradisional telah diuji dengan penelitian ilmiah. Kalau pun sudah diteliti, seringkali belum dilakukan secara terinci seperti yang dilakukan terhadap obat-obatan modern. Obat-obatan tradisional lebih berdasarkan pada pengalaman empiris. Meski begitu, tanaman yang dikenal sebagai peluruh batu ginjal tadi berindikasi baik dan tergolong baik dalam dosis yang ditetapkan.
Beberapa tanaman yang telah diteliti tadi di antaranya tempuyung, srigunggu, sambang getih, gempur watu, dan keji beling IV. Dari sekian jenis tanaman tersebut tempuyung merupakan yang terpopuler. Bahkan, tanaman ini telah diolah dalam skala industri sebagai obat penghancur batu ginjal.
Tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman terna menahun yang biasanya tumbuh di tempat-tempat yang ternaungi. Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak, dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk roset dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling. Daun berombak memeluk batang inilah yang berkhasiat menghancurkan batu ginjal.
Di dalam daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine.
Untuk menggunakannya sebagai obat diperlukan lima lembar daun tempuyung segar. Setelah dicuci bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut dimakan sekali habis sebagai lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu sebanyak tiga kali.
Cara lainnya, 500 mg daun tempuyung kering diseduh dengan air satu gelas minum seperti membuat teh. Air seduhan inilah yang diminum sebagai obat. Dalam sehari kita bisa meminumnya sebanyak tiga kali, sampai batu ginjal hilang.
Penelitian tanaman ini dilakukan oleh almarhum Prof. Dr. Sarjito dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dalam penelitian itu dia merendam batu ginjal seseorang dalam rebusan daun tempuyung pada suhu kamar dan pada suhu 37oC. Bahan percobaan tadi ada yang digoyang seperti gerakan tubuh manusia, ada pula yang tidak. Setelah itu batu ditimbang dan kalsium dalam larutan diukur secara kimia. Hasilnya, semua batu ginjal berkurang bobotnya.
Sarjito juga meneliti daya penghancuran batu ginjal manusia dengan melakukan pemeriksaan kristal dalam air seni dan dengan menggunakan sinar rontgen. Hasilnya, diketahui tanaman tempuyung dapat menghancurkan batu ginjal. Sayangnya, sampai sekarang belum diketahui senyawa yang melarutkan atau menghancurkan batu ginjal.
Sumber : http://www.gogreen.web.id/2007/09/obat-tradisional-hancurkan-batu-ginjal.html
Bila dipilah-pilah, penyembuhan itu bisa dibedakan atas penyembuhan dengan obat, operasi, dan penembakan sinar laser atau gelombang kejut. Penentuan cara yang hendak dipilih sangat tergantung dari kondisi pasien. Makin berat kasus penyakit batu ginjal yang dialami pasien, makin radikal pula penyembuhannya.
Bila batu ginjal itu masih kecil sehingga bisa diusahakan untuk dikeluarkan bersama air seni, maka digunakan obat diuretik pelancar pengeluaran urine. Namun, kalau batunya sudah membesar, obat penghancur batu pun mulai diperlukan. Kalau batu ginjal itu terdiri atas garam karbonat, obat penghancurnya dipilih yang di dalam ginjal bisa menjadi asam sehingga senyawa karbonatnya hancur atau larut. Terkadang pula, dalam kasus yang disertai adanya luka, penyembuhan pasien penderita batu ginjal memerlukan obat yang di dalam urine bersifat antibakteri. Luka tersebut terjadi karena batu telah merusak ginjal yang ditandai dengan adanya darah dalam kencing.
Bila diameter batu ginjal lebih besar lagi, penyembuhan bisa dengan melakukan pemecahan batu menggunakan sinar laser atau gelombang kejut ultrasonik. Kalau upaya-upaya tadi belum membuahkan hasil, tindakan operasi pengangkatan batu biasanya dilakukan sebagai langkah akhir yang radikal. Ini pun tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah karena setelah operasi dilakukan, batu ginjal masih mungkin muncul lagi.
Di samping cara-cara medis tadi, pengusiran batu ginjal juga bisa dilakukan dengan cara alternatif, yakni menggunakan obat tradisional yang terutama terdiri atas tanaman "penghancur" batu ginjal. Memang, belum semua obat tradisional telah diuji dengan penelitian ilmiah. Kalau pun sudah diteliti, seringkali belum dilakukan secara terinci seperti yang dilakukan terhadap obat-obatan modern. Obat-obatan tradisional lebih berdasarkan pada pengalaman empiris. Meski begitu, tanaman yang dikenal sebagai peluruh batu ginjal tadi berindikasi baik dan tergolong baik dalam dosis yang ditetapkan.
Beberapa tanaman yang telah diteliti tadi di antaranya tempuyung, srigunggu, sambang getih, gempur watu, dan keji beling IV. Dari sekian jenis tanaman tersebut tempuyung merupakan yang terpopuler. Bahkan, tanaman ini telah diolah dalam skala industri sebagai obat penghancur batu ginjal.
Tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman terna menahun yang biasanya tumbuh di tempat-tempat yang ternaungi. Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak, dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk roset dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling. Daun berombak memeluk batang inilah yang berkhasiat menghancurkan batu ginjal.
Di dalam daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine.
Untuk menggunakannya sebagai obat diperlukan lima lembar daun tempuyung segar. Setelah dicuci bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut dimakan sekali habis sebagai lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu sebanyak tiga kali.
Cara lainnya, 500 mg daun tempuyung kering diseduh dengan air satu gelas minum seperti membuat teh. Air seduhan inilah yang diminum sebagai obat. Dalam sehari kita bisa meminumnya sebanyak tiga kali, sampai batu ginjal hilang.
Penelitian tanaman ini dilakukan oleh almarhum Prof. Dr. Sarjito dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dalam penelitian itu dia merendam batu ginjal seseorang dalam rebusan daun tempuyung pada suhu kamar dan pada suhu 37oC. Bahan percobaan tadi ada yang digoyang seperti gerakan tubuh manusia, ada pula yang tidak. Setelah itu batu ditimbang dan kalsium dalam larutan diukur secara kimia. Hasilnya, semua batu ginjal berkurang bobotnya.
Sarjito juga meneliti daya penghancuran batu ginjal manusia dengan melakukan pemeriksaan kristal dalam air seni dan dengan menggunakan sinar rontgen. Hasilnya, diketahui tanaman tempuyung dapat menghancurkan batu ginjal. Sayangnya, sampai sekarang belum diketahui senyawa yang melarutkan atau menghancurkan batu ginjal.
Sumber : http://www.gogreen.web.id/2007/09/obat-tradisional-hancurkan-batu-ginjal.html
0 comments:
Post a Comment