Wednesday, March 27, 2019

Gedi, Berkhasiat sebagai Pelindung Hati

Daun gedi sangat dikenal warga Sulawesi Utara, mulai dari Talaud di utara hingga Bolaang Mongondow di selatan. Biasanya dimanfaatkan sebagai sayur. Tidak mengherankan, tumbuhan gedi acap menghiasi pekarangan rumah orang Sulawesi Utara yang tinggal di perantauan, termasuk di Jakarta dan sekitarnya.

Banyak resep untuk mengolah daun gedi, bergantung pada selera. Selain direbus biasa dan ditambahkan dengan bumbu lain, daun gedi biasanya diolah dengan santan dicampur dengan rebung. Paling populer, ditambahkan ke dalam bubur manado. Tidak lengkap rasanya bubur manado (tinutuan) tanpa daun gedi sebagai campuran. Daun gedi yang dikenal dengan nama lokal sayur yondok, menambah rasa gurih dan mengentalkan. Di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, daun gedi biasanya dimasak untuk sayur bening.

Mengutip dari Wikipedia, di Jepang tumbuhan yang dikenal sebagai tororo aoi ini, umumnya dimanfaatkan untuk membuat neri, suatu bahan kental yang digunakan untuk membuat washi, kertas yang dibuat dengan metode tradisional, yang sudah masuk dalam warisan budaya tak benda Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).

Di Korea, tumbuhan ini disebut hwang chok kyu, juga dimanfaatkan untuk membuat dak pul, campuran dalam pembuatan hanji, kertas tradisional Korea.

Di Kepulauan Pasifik, tumbuhan ini dikenal dengan nama bele dan vauvau, sayuran penting warga desa di kepulauan itu, biasanya ditambah dengan daun dari paku-pakuan, dan daun talas.

Selain lezat, mengutip dari Wikipedia, daun gedi juga kaya akan vitamin A, zat besi, mengandung 12 persen protein dalam bahan kering, dan serat yang baik untuk saluran pencernaan. Kolagen terkandung di dalam daun ini juga bermanfaat antioksidan dan menjaga kesehatan kulit. Mungkin karena banyak mengandung serat, gedi menyerap kolesterol dan lemak, sehingga banyak orang berpendapat sayur ini dapat membuat orang langsing dan membantu menurunkan kadar kolesterol dan hipertensi. Namun, belum ada penelitian khusus tentang hal ini.

Daunnya juga disebutkan banyak mengandung zat kolagen yang bersifat antioksidan, sehingga berguna untuk merawat kesehatan kulit dan melancarkan peredaran darah.

Tumbuhan gedi masuk dalam daftar Plant of a Future. Dalam situs resminya, pfaf.org, disebutkan gedi merupakan tanaman daerah tropis hingga sub-tropis, dengan penyebaran utama Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, hingga wilayah utara Australia.

Tumbuhan ini sangat mudah diperbanyak, cukup dipotong dan ditancapkan ke dalam tanah. Perbanyakan juga dilakukan dengan biji. Tumbuhan ini juga dikenal bandel terhadap serangan hama dan penyakit tanaman, dan yang terpenting kaya kandungan kimiawi yang sangat bermanfaat untuk dikembangkan sebagai obat.

Pemerian Botani dan Khasiatnya

Aibika, nama lain gedi, memiliki nama ilmiah Abelmoschus manihot ( L.), Medik, termasuk dalam keluarga Malvaceae. Awalnya, jenis ini dimasukkan ke dalam jenis Hibiscus, sama dengan jenis kembang sepatu, namun para ahli kemudian bersepakat memasukkannya ke dalam genus Abelmoschus.

Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini juga dikenal dengan nama sunset muskmallow, sunset hibiscus, edible hibiscus, atau hibiscus manihot.

Di daerah penyebarannya, tumbuhan daun gedi disebut juga lagikuway (Filipina), pofai (Thailand).

Tumbuhan daun gedi adalah tumbuhan semak yang dapat mencapai tinggi dua hingga tiga meter. Daunnya hijau, sepintas mirip daun singkong atau mariyuana, karena daunnya berbentuk lima jari. Bunganya berumah dua, bunga jantan dan bunga betina terletak dalam satu bunga.

Analisis kromatografi dan spectroskipik yang dipublikasikan dalam China Journal of Chinese Materia Medica, seperti dikutip dari Wikipedia, menyebutkan aibika memiliki 13 kandungan penting, yakni myricetin, cannabiscitrin, myricetin-3-O-beta-D-glucopyranoside, glycerolmonopalmitate, 2, 4-dihydroxy benzoic acid, guanosine, adenosine, maleic acid, heptatriacontanoic acid, 1-triacontanol, tetracosane, β-Sitosterol, dan beta-sitosterol-3-O-beta-D-glucoside.

Nadya Nadiratika Papodi dalam karya penelitian yang dimuat di ejournal.unsrat.ac.id, berjudul “Pengaruh Ekstrak Daun Gedi (Abelmoschus manihot, L.) terhadap gambaran histopatologi Aora Tikur Wistar dengan Diet Aterogenik”, menyebutkan hasil penelitian memperlihatkan pemberian ekstrak daun gedi 30 mg mampu memberikan gambaran histopatologi aorta berupa berkurangnya jumlah sel busa.

Nadya menyimpulkan, secara mikroskopik, aorta tikus wistar yang diberi lemak babi menunjukkan adanya penumpukan sel-sel busa pada tunika intima dan media, sedangkan pada aorta tikus wistar yang diberi lemak babi bersamaan dengan ekstrak daun gedi maupun yang dilanjutkan dengan ekstrak daun gedi, ditemukan berkurangnya jumlah sel-sel busa.

Penelitian Nadya didasarkan pada kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan faktor risiko utama terjadinya aterosklerosis. Tumbuhan gedi mengandung senyawa polifenol yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Melalui penelitian itu ia ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun gedi terhadap gambaran histopatologi aorta tikus wistar dengan diet aterogenik.

Dodyk Pranowo, pada 2015, melalui penelitian “Produksi Nanoemulsi Ekstrak Daun Gedi (Abelmoschus manihot, L., Medik) dan Uji Potensinya sebagai Hepatoprotektor”, seperti dimuat di repository.ipb.ac.id, menyebutkan hasil karakterisasi ekstrak etanol daun tanaman gedi menunjukkan bahwa daun tanaman gedi memiliki senyawa flavonoid glikosida yang berpotensi sebagai sumber antioksidan. Pada umumnya senyawa flavonoid yang dihasilkan dari ekstrak tanaman memiliki ukuran partikel yang sangat besar, hal ini berdampak pada rendahnya tingkat kelarutan dan bioaviabilitas dari senyawa tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan modifikasi terhadap penanganan flavonoid glikosida yang terdapat dalam daun gedi sehingga ketika ditransformasi ke dalam tubuh masih memiliki kemampuan sebagai sumber antioksidan dengan bioaviabilitas yang tinggi, dan mampu berperan sebagai hepatoprotektor.

Melalui penelitiannya, Dodyk ingin mendapatkan teknologi produksi nanoemulsi ekstrak etanol daun gedi yang terbaik sebagai hepatoprotektor yang dilakukan dengan mendapatkan parameter-parameter standarisasi daun gedi, di antaranya adalah kadar senyawa yang larut dalam air, kadar senyawa yang larut dalam etanol, kadar flavonoid total, kadar abu, kadar air, total bakteri dan total kapang serta kadar logam timbal, kemudian mendapatkan kondisi proses ekstraksi daun geni yang optimum terhadap rendemen ekstrak etanol dan aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Hasil dari ekstraksi kemudian dilakukan pembuatan nanoemulsi ekstrak etanol daun gedi dan selanjutnya di uji sebagai hepatoprotector secara in vivo.

Dodyk memberikan catatan dalam penelitiannya, secara keseluruhan tanaman gedi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber antioksidan baru yang memiliki peluang sebagai hepatoprotektor. Karena itu, kedepan perlu dikembangkan lebih lanjut aplikasi sediaan nanoemulsi sebagai bahan obat.

Sumber : http://www.satuharapan.com/read-detail/read/gedi-berkhasiat-sebagai-pelindung-hati


baca selanjutnya...

Monday, July 18, 2016

Ternyata Serai Banyak Manfaatnya untuk Kesehatan

Di kalangan para ibu rumah tangga, Serai atau disebut dengan Sereh sudah sangat familiar karena menjadi salah satu bahan penting untuk memasak.

Penggunaan Serai atau Sereh ini biasanya untuk mengharumkan makanan dan sebagai penyedap rasa. Pertanyannya, apakah hanya itu manfaat dari Serai ini?

Serai atau dalam bahasa latinnya disebut dengan Andropogon nardus ini ternyata menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan manusia.

Dalam beberapa penelitian, daun Serai ternyata mengandung zat anti-mikroba dan anti-bakteri yang sangat berguna khususnya untuk mengobati infeksi pada lambung, usus, saluran kandung kemih, dan menyembuhkan luka. Tak hanya itu, Serai juga banyak digunakan untuk pereda kejang, anti-reumatik, dan bersifat diuretik.

Selain itu, kandungan analgesik dalam Serai juga dapat berperan untuk membantu menghilangkan rasa sakit akibat sakit kepala, nyeri otot maupun nyeri sendi. Belakangan, Serai juga banyak dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti infeksi kulit, tipus, keracunan makanan, dan juga meredakan bau badan.

Dalam Serai, ada banyak kandungan senyawa seperti geranil butirat, lomonen, eugenol, metileugenol, geranial yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Untuk lebih jelasnya, terkait fungsi Serai yang sangat berkhasiat untuk kesehatan, berikut merupakan penjabarannya.

Serai mencegah penyakit kanker
Ada penelitian yang menjelaskan bahwa setiap 100 gram Serai mengandung zat antioksidan yang kita tahu bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit kanker. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh tim dari University Gurion di Israel telah menemukan bahwa dalam Serai ada senyawa yang dapat mematikan sel kanker tanpa merusak sel sehat.

Mengobati gangguan pencernaan
Serai sangat bermanfaat untuk mengatasi gangguan pencernaan, sakit perut, masuk angin, mengurangi gas dari usus, dan juga diare.

Menurunkan tekanan darah
Serai juga banyak dimanfaatkan untuk mengurangi tekanan darah dan merangsang sirkulasi darah. Dengan mengonsumsi minuman yang mengandung Serai setiap harinya maka akan sangat membantu dalam menurunkan hipertensi.

Detoksifikasi
Serai juga sangat baik untuk detoksifikasi tubuh dengan cara meningkatkan jumlah buang air kecil. Hal tersebut tentunya sangat bermanfaat untuk membuat seluruh organ pencernaan seperti hati, pankreas, ginjal, dan juga kandung kemih bersih dan sehat karena beragam racun akan tersingkir.

Manfaat pada sistem saraf
Minyak esensial yang mengandung Serai juga dapat bermanfaat untuk memperkuat dan meningkatkan fungsi sistem saraf. Hal itu disebabkan minyak Serai tersebut akan memberikan efek yang menghangatkan, melemaskan otot, dan meredakan kejang-kejang.

Berfungsi sebagai analgesik
Serai juga dapat meringankan semua jenis peradangan dan iritabilitas yang Anda derita yang berhubungan dengan rasa sakit dan nyeri seperti nyeri sendi, nyeri otot, sakit gigi, dan lainnya.

Memperindah kulit
Penggunaan daun Serai juga sudah terjadi dalam bidang kosmetik yang digunakan untuk memperindah kulit. Efek dari penggunaan kosmetik yang mengandung daun Serai adalah dapat menghilangkan jerawat dan berfungsi juga sebagai penyegar.

Kesehatan wanita
Serai juga biasanya dimanfaatkan oleh wanita untuk meredakan rasa nyeri ketika haid dan meredakan timbulnya rasa mual.

Dengan banyaknya fungsi Serai ini, diharapkan ke depannya seiring dengan berkembangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan pengobatan alternatif, bisa memperluas penggunaan Serai dimana bukan hanya dijadikan sebagai bumbu masakan namun juga sebagai herbal kesehatan.

Penggunaan daun Serai untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan di atas memiliki banyak keuntungan, yakni selain mudah didapatkan dan murah, juga tidak memberikan efek samping apapun jika penggunaannya tepat.


baca selanjutnya...

Saturday, November 28, 2015

12 Manfaat Daun Bangun Bangun Bagi Kesehatan

Indonesia kaya akan tanaman herbal yang telah digunakan sejak zaman dahulu untuk menghadapi berbagai penyakit atau sekedar untuk menjaga kesehatan tubuh. Penggunaan daun herbal sendiri dinilai efektif dan tidak menimbulkan efek samping terlebih ketika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu menjadi alasan tersendiri bagi mereka yang gemar mengonsumsi obat herbal dibandingkan dengan obat – obatan produksi pabrik. Salah jenis tanaman herbal yang banyak digunakan adalah daun bangun-bangun (Coleus amboinicus).

Tanaman yang satu ini memiliki aroma yang cukup khas sehingga dikenal pula sebagai tanaman aromatik. Daun bangun-bangun hidup di daerah tropis dan banyak ditemukan di negara India, Afrika Selatan, dan Ceylon. Ketika masih segar, daun bangun-bangun memiliki bentuk yang tebal, berwarna hijau dengan permukaan daun yang licin.

Daun bangun-bangun dapat ditemukan di Indonesia dengan nama yang berbeda – beda pada tiap daerahnya. Di daerah Batak, daun bangun-bangun dikenal sebagai daun bangun-bangun atau torbangun, di daerah Madura daun ini dikenal dengan daun kambing, di Bali disebut dengan daun iwak dan di Jawa Tengah daun bangun-bangun disebut pula dengan Cumin. Daun bangun-bangun memiliki bentuk melingkar, beruas-ruas, dengan diameter kurang lebih 15 mm, bertulang lunak dan mampu berkembangbiak dengan mudah.

Daun bangun-bangun memiliki kandungan flavonoid yaitu apigenin, luteolin, salvigenin, genkwanin dan quercetin. Daun bangun-bangun tidak hanya baik untuk ASI melainkan juga untuk mengobati beragam jenis penyakit.
Terutama di negara India, daun bangun-bangun banyak digunakan untuk:
mengobati malaria
mengobati batu ginjal
mengobati hepatopati
mengobati asma kronik
mengatasi kejang
mengatasi cacingan
mencegah cacingan
mengetasi bronkitis
mengatasi cekukan
Anti Tumor
Anti kanker

Selain beragam manfaat daun bangun bangun di atas, ada beberapa manfaat sangat mengejutkan seperti anti tumor dan anti kanker. Daun bangun-bangun juga dikenal sebagai anti inflamasi.

Manfaat daun bangun-bangun untuk ibu menyusui

Tumbuhan bangun-bangun banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu yang berada di daerah sekitar danau Toba di Sumatera Utara. Para ibu menggunakan daun bangun-bangun untuk meningkatkan produksi ASI mereka. Daun ini banyak digunakan sebagai makanan pendamping nasi layaknya sayuran. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi daun bangun-bangun dapat meningkatkan produksi ASI serta mengembalikan stamina para ibu.

Penelitian ini dilakukan oleh Damanik pada ibu-ibu menyusui di daerah Sumatera Utara menggunakan metoda Focus Group Disscussion (FGD). Selain manfaat daun bangun-bangun yang telah disebutkan diatas ada pula manfaat lain yang telah dipercaya dari beratus-ratus tahun yang lalu yaitu kemampuannya dalam membersihkan rahim. Daun bangun-bangun memiliki kandungan baik berupa saponin, polifenol, flavonoid serta prolaktin dan oksitosin yang berguna dalam meningkatkan hormon-hormon menyusui.

Masyarakat Sumatera Utara sering mengkonsumsi daun bangun-bangun dengan cara dijadikan sup yang dimasak menggunakan santan kelapa. Daun bangun-bangun juga memiliki kadar zat besi, seng, magnesium serta kalium yang akan bercampur pada ASI sehingga dapat meningkatkan berat badan bayi. Tanaman ini juga telah banyak dikemas ke dalam kaleng yang tentu mempermudah bagi ibu-ibu untuk mengonsumsinya. Selain itu daun bangun-bangun juga dapat digunakan sebagai produk yang dikomersilkan. Namun perlu diingat bahwa untuk memasak daun bangun-bangun terlebih dahulu untuk mendapatkan efek laktogagumnya. Laktogagum merupakan zat yang dipercaya dapat melancarkan serta meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Selain daun bangun-bangun terdapat pula jenis sayuran lain yang dapat meningkatkan laktogagum mulai dari daun katuk (Sauropus androgynus) dan jagung muda ( Zea mays).

Sumber :
http://manfaat.co.id/manfaat-daun-bangun-bangun


baca selanjutnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat Gema Herbal Medika

Site Meter

Pengunjung

free counters

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP